Cara Alphard Membagi Pasar - Toyota Astra Motor tahun ini mulai mendatangkan Alphard. Sekadar tergiur pada pertumbuhan pasar atau antisipasi terhadap kompetitor ? Sejak pertengahan tahun ini, PT. Toyota Astra Motor (TAM) resmi mengedarkan Multi Purpose Vehicle Toyota Alphard. Resminya, mobil mewah ini dikenalkan saat Indonesia International Motor Show 2008 lalu. Cara Alphard Membagi Pasar.
Tentunya, menarik disimak alasan kenapa TAM baru sekarang memasukkan merek Alphard, setelah terlebih dulu dimasukkan oleh importir umum.
Menurut Achmad Rizal R, Departement Head Communication Departement PTToyota Astra Motor, mereka baru mengimpor Alphard tahun ini karena awalnya merek ini merupakan produk domestik Jepang. Dan, karena merupakan produk domestik itulah, Alphard tidak bisa diimpor oleh distributor resmi. Sedangkan bila didatangkan oleh prinsipal, harus memenuhi berbagai macam standar keamanan.
"Kalau importir umum itu sifatnya hanya mendatangkan, menjual, dan tidak ada konsekuensi lain. Atau hanya jual putus saja,"jelasnya. Satu hal lagi, masuknya Alphard 3.5L ini juga karena sesuai dengan ERA (perjanjian Indonesia-Jepang) yang membebaskan biaya impor 15% untuk mobil berkapasitas di atas 3.500 cc.
Namun.TAM tidak menepis bahwa mereka tertarik menjual Alphard lantaran pasarnya terus bertumbuh. Sebelum ini, importir umum sudah membukukan angka penjualan yang tinggi, yaitu sebanyak 150-200 unit. Tipe mesin yang kebanyakan diedarkan oleh importir itu adalah 2.400 dan 3.000 cc. "Pertumbuhan Alphard yang uar biasa ini menunjukkan bahwa pasar merek ini berkembang dengan pesaf'kata Rizal.
TAM sendiri memasarkan Alphard yang bertipe 3.5L (3.500 cc) dan transmisi automatic. Bisa dipastikan produk Alphard yang bukan keluaran TAM cc-nya di bawah angka tersebut. Perbedaan lainnya adalah soal harga, mobil yang memiliki image kelas atas ini dipasarkan dengan harga Rp 1,1 miliar. Sedangkan yang ditawarkan importir umum masih di bawah kisaran harga tersebut.
Kelebihan Alphard 3.5L ini antara lain memberikan kenyamanan berkendara seperti tempat duduk first class yang luas untuk tujuh orang. Ditambah dengan fasilitas DVD, AC Plasmacluster serta Eco driving indicator yang ramah lingkungan. Dari segi keamanan, mobil inidilengkapi dengan SRS airbag system, HID (lampu depan), AFS (lampu saat mobil berbelok) dan rear camera.
Alphard menggunakan mesin baru V6 3.5L Dual VVT-I berpadu dengan transmisi Super Intelligent Electronically yang menjanjikan performa bagus serta hemat energi. Untuk konsumsi bahan bakar, pihakTAM mengklaim bahwa Alphard yang berstandar Euro 4 mampu menempuh 9,5 km per 1 liter bensin, lebih irit 7% meski bodinya besar. Selain itu, jaminan purnajual untuk Alphard keluaran TAM menjadi kelebihan produk ini dibandingkan Alphard yang ditawarkan importir.
Saat meluncurkan Alphard 3.5L, TAM mematok penjualan hingga 30 unit. Namun, sekarang ini sudah terpesan sebanyak 50 unit. Padahal, boleh dibilang promosi mereka tidak terlalu kentara. Karena melihat segmen pasar yang dituju, TAM mengandalkan penjualan langsung dan memanfaatkan database pelanggan mereka.
Citra sebagai mobil mewah juga tak goyah meski kendaraan ini digunakan sebagai taksi. Menurut Rizal, tipe kendaraan Alphard yang dipakai untuk armada taksi itu berasal dari importir umum, bukan dari TAM. "Masyarakat kita saya kira lebih rasional. Jadi, mau dipakai untuk apa pun, Alphard tetap merupakan kendaraan prestisius," tambahnya.
Daerah yang paling banyak menyerap produk mewah ini rata-rata terkonsentrasi di empat kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan."Jakarta merupakan daerah pasaran terbesar, mencapai 80 persen. Sisanya di tiga kota besar lainnya tadi," tambahnya.
Sementara itu, menurut Handito Hadi Joewono, President Arrbey Indonesia, langkah Toyota Astra Motor memasukkan merek Alphard menunjukkan bahwa pasar ini makin tumbuh. Di sisi lain, dengan $danya Alphard, perusahaan itu berusaha melengkapi portofolio produknya.
Handito juga sepakat dengan pilihan tipe Alphard yang dikeluarkan TAM. Artinya, ada pembagian pasar antara TAM dan importir umum."Alphard mulai dikenal di pasaran berkat importir umum, Jadi tidak perlu membantai pasar. Mungkin ni apresiasi Toyota pada para importir," jelasnya.
Komunikasi yang diluncurkan, menurut Handito juga tidak perlu menunjukkan perbedaan pelayanan. Karena semua juga sudah tahu bahwa bila membeli dari prinsipal, pasti akan mendapat banyak manfaat. "Iklan ditayangkan hanya untuk image saja. Untuk awareness tidak akan banyak berpengaruh karena kekuatan brand ini sudah sedemikian besar," tambahnya. Penjualan pun akan lebih efektif bila dilakukan dengan saluran direct selling dan personal.
Menanggapi, digunakannya Alphard sebagai taksi, menurutnya juga bukan masalah. Konsumen Indonesia semakin rasional dan menyadari bahwa sarana itu memang dibutuhkan."Banyak juga mobil mewah yang diubah penggunaannya, termasuk keluaran Toyota, tapi tidak jatuh image-nya," tegas Handito. Cara Alphard Membagi Pasar.
Menurut Achmad Rizal R, Departement Head Communication Departement PTToyota Astra Motor, mereka baru mengimpor Alphard tahun ini karena awalnya merek ini merupakan produk domestik Jepang. Dan, karena merupakan produk domestik itulah, Alphard tidak bisa diimpor oleh distributor resmi. Sedangkan bila didatangkan oleh prinsipal, harus memenuhi berbagai macam standar keamanan.
"Kalau importir umum itu sifatnya hanya mendatangkan, menjual, dan tidak ada konsekuensi lain. Atau hanya jual putus saja,"jelasnya. Satu hal lagi, masuknya Alphard 3.5L ini juga karena sesuai dengan ERA (perjanjian Indonesia-Jepang) yang membebaskan biaya impor 15% untuk mobil berkapasitas di atas 3.500 cc.
Namun.TAM tidak menepis bahwa mereka tertarik menjual Alphard lantaran pasarnya terus bertumbuh. Sebelum ini, importir umum sudah membukukan angka penjualan yang tinggi, yaitu sebanyak 150-200 unit. Tipe mesin yang kebanyakan diedarkan oleh importir itu adalah 2.400 dan 3.000 cc. "Pertumbuhan Alphard yang uar biasa ini menunjukkan bahwa pasar merek ini berkembang dengan pesaf'kata Rizal.
TAM sendiri memasarkan Alphard yang bertipe 3.5L (3.500 cc) dan transmisi automatic. Bisa dipastikan produk Alphard yang bukan keluaran TAM cc-nya di bawah angka tersebut. Perbedaan lainnya adalah soal harga, mobil yang memiliki image kelas atas ini dipasarkan dengan harga Rp 1,1 miliar. Sedangkan yang ditawarkan importir umum masih di bawah kisaran harga tersebut.
Kelebihan Alphard 3.5L ini antara lain memberikan kenyamanan berkendara seperti tempat duduk first class yang luas untuk tujuh orang. Ditambah dengan fasilitas DVD, AC Plasmacluster serta Eco driving indicator yang ramah lingkungan. Dari segi keamanan, mobil inidilengkapi dengan SRS airbag system, HID (lampu depan), AFS (lampu saat mobil berbelok) dan rear camera.
Alphard menggunakan mesin baru V6 3.5L Dual VVT-I berpadu dengan transmisi Super Intelligent Electronically yang menjanjikan performa bagus serta hemat energi. Untuk konsumsi bahan bakar, pihakTAM mengklaim bahwa Alphard yang berstandar Euro 4 mampu menempuh 9,5 km per 1 liter bensin, lebih irit 7% meski bodinya besar. Selain itu, jaminan purnajual untuk Alphard keluaran TAM menjadi kelebihan produk ini dibandingkan Alphard yang ditawarkan importir.
Saat meluncurkan Alphard 3.5L, TAM mematok penjualan hingga 30 unit. Namun, sekarang ini sudah terpesan sebanyak 50 unit. Padahal, boleh dibilang promosi mereka tidak terlalu kentara. Karena melihat segmen pasar yang dituju, TAM mengandalkan penjualan langsung dan memanfaatkan database pelanggan mereka.
Citra sebagai mobil mewah juga tak goyah meski kendaraan ini digunakan sebagai taksi. Menurut Rizal, tipe kendaraan Alphard yang dipakai untuk armada taksi itu berasal dari importir umum, bukan dari TAM. "Masyarakat kita saya kira lebih rasional. Jadi, mau dipakai untuk apa pun, Alphard tetap merupakan kendaraan prestisius," tambahnya.
Daerah yang paling banyak menyerap produk mewah ini rata-rata terkonsentrasi di empat kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan."Jakarta merupakan daerah pasaran terbesar, mencapai 80 persen. Sisanya di tiga kota besar lainnya tadi," tambahnya.
Sementara itu, menurut Handito Hadi Joewono, President Arrbey Indonesia, langkah Toyota Astra Motor memasukkan merek Alphard menunjukkan bahwa pasar ini makin tumbuh. Di sisi lain, dengan $danya Alphard, perusahaan itu berusaha melengkapi portofolio produknya.
Handito juga sepakat dengan pilihan tipe Alphard yang dikeluarkan TAM. Artinya, ada pembagian pasar antara TAM dan importir umum."Alphard mulai dikenal di pasaran berkat importir umum, Jadi tidak perlu membantai pasar. Mungkin ni apresiasi Toyota pada para importir," jelasnya.
Komunikasi yang diluncurkan, menurut Handito juga tidak perlu menunjukkan perbedaan pelayanan. Karena semua juga sudah tahu bahwa bila membeli dari prinsipal, pasti akan mendapat banyak manfaat. "Iklan ditayangkan hanya untuk image saja. Untuk awareness tidak akan banyak berpengaruh karena kekuatan brand ini sudah sedemikian besar," tambahnya. Penjualan pun akan lebih efektif bila dilakukan dengan saluran direct selling dan personal.
Menanggapi, digunakannya Alphard sebagai taksi, menurutnya juga bukan masalah. Konsumen Indonesia semakin rasional dan menyadari bahwa sarana itu memang dibutuhkan."Banyak juga mobil mewah yang diubah penggunaannya, termasuk keluaran Toyota, tapi tidak jatuh image-nya," tegas Handito. Cara Alphard Membagi Pasar.