Telah banyak media yang mengulas Toyota Yaris. Keunggulan akselerasi mesin dan stabilitas pengendaliannya kerap sekali dibicarakan. Begitu pula dengan konsumsi BBM-nya yang diklaim sangat irit karena bisa mencapai 12 km/liter di dalam kota.
Lalu bagaimana jika Toyota Yaris diajak menempuh perjalanan jauh luar kota Jakarta-Surabaya PP (pulang pergi)? Tentu sangat mengasyikkan mengingat Yaris di Indonesia kerap disebut mini MPV dan tak jarang disebut city car.
Dalam pengujian kali ini kami memutuskan untuk memakai BBM Premium dari Jakarta-Surabaya, dan gantian memakai Pertamax arah sebaliknya. Kira-kira mana yang lebih irit?
Tentu butuh waktu hari libur yang cukup untuk melakukan pengujian ala Jakarta-Surabaya PP. Maklum, jarak yang kami tempuh via jalur pantura bisa mencapai 1.600 km. Jadi momen liburan natal dan tahun baru lalu dapat kami gunakan untuk pengujian kali ini.
Saat memasuki Tol Cikampek SPBU km 57 di malam hari, kami sempatkan diri untuk melakukan pengecekan di Pos Jaga Toyota 24 Jam. Melalui tangan trampil mekanik Udin, Toyota Yaris yang kami kemudikan dinyatakan tak ada masalah dan siap melakukan perjalanan jauh. Usai mengisi penuh tangki BBM dengan Premium yang tak sampai Rp 200 ribu, perjalanan ke Surabaya segera kami lanjutkan.
Capai 170 km/jam
Perjalanan tengah malam tergolong lancar. Jalanan tidak terlalu padat hingga memberikan kesempatan bagi Yaris adu performa. Mulai akselerasi menyusul bus-bus malam berukuran besar hingga truk gandengan tidak ada masalah. Ukuran Yaris yang kompak ditunjang dengan akselerasinya yang responsif, semakin membuat kami yakin bahwa mobil ini juga layak diajak keluar kota.
Saat memasuki Cirebon barulah performa total Yaris dapat terasa maksimal. Di jalur tol Cirebon, Yaris dapat kami pacu hingga menembus kecepatan 170 km/jam. Ingin sekali menekan pedal gas lebih dalam, hanya saja barisan pintu keluar tol telah terlihat. Dengan terpaksa pedal rem pun harus terinjak agar dapat memberikan beberapa lembar ribuan Rupiah untuk petugas loket.
Tembus 16 km/liter
Tiba di Semarang pagi hari, kami memutuskan untuk sekadar keliling kota. Waktu itu jalanan mulai ramai dan saat melihat indikator BBM sudah tersisa satu bar, kami pun singgah di SPBU. Kembali pengisian secara full tank untuk mengetahui berapa konsumsi BBM selama perjalanan.
Takjub juga dengan hasil betapa iritnya konsumsi BBM Toyota Yaris. Jika dirata-rata selama perjalanan, perliter Premium bisa menembus 16 km. Padahal kami sering menekan pedal gas dalam-dalam. Menjelang sore, kami pun tiba di Surabaya. Selama di Kota Pahlawan, kami sengaja berkeliling kota supaya indikator BBM segera menurun dan berkedip lampu merah. Namun konsumsi BBM Yaris yang super irit, memaksa kami dapat mengunjungi SPBU esok hari. Pasalnya hingga tiba di Surabaya di hari pertama, indikator BBM masih menyisakan dua bar.
Setelah merasa kondisi badan sudah bugar, keesokan harinya kami memutuskan untuk segera kembali ke Jakarta. Kali ini pengujian adalah bagaimana konsumsi BBM Yaris jika memakai Pertamax yang beroktan 92.
Dengan angka oktan yang lebih tinggi 4 digit dibandingkan Premium yang 88, kami sudah membayangkan bahwa performa Yaris akan lebih baik. Tepat sore hari, kami telah berada di Tol Surabaya dan kembali menyusuri jalan yang sama, yang telah kami lewati kemarin. Perjalanan kali ini lumayan padat karena boleh dikata kami berbarengan dengan bus-bus malam luar kota yang juga menuju Jakarta.
Cukup gemas juga melihat banyaknya iring-iringan bus malam di depan. Jalur pantura di Jawa Timur tergolong sempit dan hanya cukup untuk dua jalur saja. Lalu lintas yang lumayan ramai, justru menjadi kelebihan bagi Yaris. Dimensinya yang kompak dan performanya yang gesit, kami pun berhasil mendahului beberapa bus malam.
Jadi bisa dibayangkan pedal gas kerap sekali diinjak. Namun ada catatan menarik, cukup dengan menekan pedal gas secukupnya (tidak perlu dalam-dalam) dan upayakan putaran mesin berkisar 3.000 rpm, Yaris pun telah asyik diajak aksi salip menyalip. Tanpa terasa kami pun sampai di Tegal.
Saat memasuki SPBU, sesungguhnya masih ada beberapa bar pada indikator BBM. Hanya saja karena di SPBU ini terdapat Pertamax, maka kami memutuskan untuk melakukan pengisian ulang. Khawatir jika nanti sulit mendapatkan Pertamax.
Di pengukuran konsumsi BBM dengan Pertamax ini, kami kembali mendapatkan hasil yang fantastis. Rata-rata perliter-nya mencapai 17 km atau lebih baik 1 km bila dibandingkan dengan Premium. Padahal kondisi lalu-lintas dari Surabaya menuju Tegal lebih ramai dari biasanya.
Pakai Pertamax Capai 18 km/liter
Beruntung sekali menjelang tengah malam hingga pagi hari, lalu lintas cenderung lebih lenggang hingga kami pun kembali dapat mengajak Yaris berlari lebih kencang. Hebatnya lagi, pagi-pagi Subuh kami telah berada di Jakarta. Saat kembali melakukan pengukuran dengan mengisi BBM Pertamax, kali ini kami mendapatkan rekor 1 liter Pertamax bisa menempuh jarak 18 km! Benar-benar membuktikan bahwa Yaris tidak hanya asyik di ajak jalan-jalan keluar kota, tetapi juga sangat irit konsumsi BBM-nya.
Mungkin suatu hari nanti kami dapat menguji konsumsi BBM lain, tapi dengan Pertamax Plus ataupun dengan produk Shell maupun Petronas. Asalkan dengan catatan telah ada SPBU yang bersangkutan di sepanjang jalan.