Menilik volume produksi, sangat sulit rasanya menggeser posisi Toyota Avanza. Saudara kembar Daihatsu Xenia ini sudah menjadi rajanya People Carrier sejak diluncurkan di 2004. Hingga Oktober tahun ini saja Toyota Avanza sudah mencetak penjualan 82.742 unit, atau 22,2% dari marketshare.
Namun bertarung dengan diri sendiri tentu jauh lebih sulit daripada bertempur melawan orang lain. Bagaimana membuat produk lebih banyak agar bisa diserap pasar. Menjadi pertaruhan besar terutama karena pencapaian ini harus diperoleh saat pasar Nasional sedang mengalami penurunan.
Itu sebabnya kami tak heran saat mendengar Toyota Avanza 1.3 'kembali' muncul dengan transmisi otomatis. Kami katakan kembali karena dulu Toyota Avanza 1.3 S A/T sempat beredar di akhir 2004, dan berakhir saat 1.5 S A/T masuk di akhir 2006.
Namun kali ini PT Toyota-Astra Motor (TAM) memasang transmisi otomatis pada model 1.3 G. Merupakan sebuah kehormatan mengingat Toyota Avanza G belum pernah disandingkan dengan transmisi tanpa pedal kopling.
Secara singkat kami merasakan Toyota Avanza 1.3 G A/T sehari sebelum peluncurannya. Tuas transmisi gate type sudah menjadi menu wajib produk terbaru Toyota, termasuk varian baru Toyota Avanza ini. Sayang tampilannya tidak semewah Toyota Avanza 1.5 S yang diberi panel krom.
Pindahkan tuas ke D dan ia pun siap dijalankan. Saat pedal gas ditekan, terasa sekali lonjakan tenaganya, bahkan terasa cukup menghentak. Dan hentakan demi hentakan tetap terasa hingga gigi 4.
Setelah ditelisik, ternyata Toyota Avanza 1.3 G A/T memiliki perbandingan gigi akhir besar, yakni 5,571:1. Rasio ini sama dengan Daihatsu Xenia 1.0 M/T, dan lebih besar dari 1.5 S yang hanya 5,125:1. Langkah ini sepertinya merupakan antisipasi jika mobil diberi muatan penuh.
Meski tidak mengalami revisi, trial ini masih perlu dibuktikan lewat pengetesan lengkap. Apalagi kalau kita cenderung agresif memainkan pedal gas. Begitu pula dengan konsumsi bbm di tol karena putaran mesin saat melaju konstan 100 km/jam berada di atas 3.000 rpm.
Karena ubahan tidak menyentuh suspensi, bantingannya serupa model manual. Cukup keras meski sudah tidak lagi ajrut-ajrutan. Pengendaliannya juga pas-pasan dan berpotensi limbung besar.
Desain luarnya kalah sangar dari 1.5 S, tapi hal itu menjadi tidak terlalu penting untuk mobil yang mengutamakan fungsionalitas. Model yang mengalami facelift tahun lalu ini dilengkapi atap bergelombang yang diklaim mampu mengurangi kebisingan saat hujan.
Hadirnya indikator posisi transmisi di panel instrumen dan footrest menjadi pembeda dari model manual. Bangku tengah yang terbagi 50:50 terasa cukup lega dan mudah dilipat ke depan untuk akses. Sementara bangku belakang tetap tidak dapat dilipat rata dengan lantai.
Bermodalkan transmisi yang sama dengan versi 1.5 S, PT. TAM berusaha melebarkan sayapnya dengan meluncurkan kembali Toyota Avanza 1.300 cc A/T. Dengan harga jual Rp 155,45 juta, jelas model ini menjadi alternatif memikat bagi pemilik entry level yang sudah bosan menginjak pedal kopling saat macet.
Itu sebabnya kami tak heran saat mendengar Toyota Avanza 1.3 'kembali' muncul dengan transmisi otomatis. Kami katakan kembali karena dulu Toyota Avanza 1.3 S A/T sempat beredar di akhir 2004, dan berakhir saat 1.5 S A/T masuk di akhir 2006.
Namun kali ini PT Toyota-Astra Motor (TAM) memasang transmisi otomatis pada model 1.3 G. Merupakan sebuah kehormatan mengingat Toyota Avanza G belum pernah disandingkan dengan transmisi tanpa pedal kopling.
Secara singkat kami merasakan Toyota Avanza 1.3 G A/T sehari sebelum peluncurannya. Tuas transmisi gate type sudah menjadi menu wajib produk terbaru Toyota, termasuk varian baru Toyota Avanza ini. Sayang tampilannya tidak semewah Toyota Avanza 1.5 S yang diberi panel krom.
Pindahkan tuas ke D dan ia pun siap dijalankan. Saat pedal gas ditekan, terasa sekali lonjakan tenaganya, bahkan terasa cukup menghentak. Dan hentakan demi hentakan tetap terasa hingga gigi 4.
Setelah ditelisik, ternyata Toyota Avanza 1.3 G A/T memiliki perbandingan gigi akhir besar, yakni 5,571:1. Rasio ini sama dengan Daihatsu Xenia 1.0 M/T, dan lebih besar dari 1.5 S yang hanya 5,125:1. Langkah ini sepertinya merupakan antisipasi jika mobil diberi muatan penuh.
Meski tidak mengalami revisi, trial ini masih perlu dibuktikan lewat pengetesan lengkap. Apalagi kalau kita cenderung agresif memainkan pedal gas. Begitu pula dengan konsumsi bbm di tol karena putaran mesin saat melaju konstan 100 km/jam berada di atas 3.000 rpm.
Karena ubahan tidak menyentuh suspensi, bantingannya serupa model manual. Cukup keras meski sudah tidak lagi ajrut-ajrutan. Pengendaliannya juga pas-pasan dan berpotensi limbung besar.
Desain luarnya kalah sangar dari 1.5 S, tapi hal itu menjadi tidak terlalu penting untuk mobil yang mengutamakan fungsionalitas. Model yang mengalami facelift tahun lalu ini dilengkapi atap bergelombang yang diklaim mampu mengurangi kebisingan saat hujan.
Hadirnya indikator posisi transmisi di panel instrumen dan footrest menjadi pembeda dari model manual. Bangku tengah yang terbagi 50:50 terasa cukup lega dan mudah dilipat ke depan untuk akses. Sementara bangku belakang tetap tidak dapat dilipat rata dengan lantai.
Bermodalkan transmisi yang sama dengan versi 1.5 S, PT. TAM berusaha melebarkan sayapnya dengan meluncurkan kembali Toyota Avanza 1.300 cc A/T. Dengan harga jual Rp 155,45 juta, jelas model ini menjadi alternatif memikat bagi pemilik entry level yang sudah bosan menginjak pedal kopling saat macet.
* Toyota Avanza S : Let Them Coming | New Avanza Hadir Oktober, Alphard Laku Keras
Untuk informasi Toyota Avanza terbaru, silahkan klik dibawah ini:
Komentar